Metode Pelaksanaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL - SARANA KONTRAKTOR
  • Call / Whatsapp085947173317
  • Email : bisnis@saranakontraktor.com

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah

Sarana Mandiri Perkasa – “Metode Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah” 

 

PEKERJAAN IPAL

Tinjauan Tentang Pengolahan Air Limbah

Pada awalnya tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk  menghilangkan bahan-bahan tersuspensi dan terapung, pengolahan bahan organik biodegradableserta mengurangi  organisme  patogen, namun sejalan dengan perkembangannya, tujuan  pengelolaan air limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur serta membunuh organisme pathogen. Selain itu, diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Untuk itu diperlukan pengolahan secara bertahap agar bahan tersebut dapat dikurangi.

Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

  1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal (bak penangkap dan penyedot pasir), equalization and storage (pengumpulan dan pengendapan pasir di dasar bak pengolahan), serta oil separation (pemisahan minyak).

  1. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization (penetralan/menyortir kerikil, lumpur dan menghilangkan zat padat), chemical addition and coagulation (penambahan zat kimia dan koagulasi/pengentalan), flotation (pengapungan), sedimentation  (sedimentasi/pengendapan), dan filtration (filtrasi/penyaringan).

  1. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge (penggunaan lumpur aktif), anaerobic lagoon (pertumbuhan bakteri dalam bak reaktor), tricking filter (penyaringan dengan cara pengentalan), aerated lagoon (aerasi/proses penambahan oksigen), stabilization basin (stabilisasi pada bak reaktor), rotating biological contactor (metode pemanfaatan kemampuan mikroba untuk merombak bahan cemaran menjadi senyawa yang stabil), serta anaerobic contactor and filter (metode pemanfaatan mikroba dan penyaringan).

  1. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation (pengentalan dan pengendapan), filtration (penyaringan), carbon adsorption (penyerapan dengan penggunaan karbon aktif/arang batok kelapa), ion exchange (pergantian ion), membrane separation (pemisahan membran), serta thickening gravity or flotation (pengentalan dan pengapungan).

  1. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion (pencernaan lumpur aktif guna menstabilkan lumpur melalui pembusukan zat organik dan anorganik yang bebas dari molekul oksigen), pressure filtration (penyaringan dengan tekanan), vacuum  filtration (penyaringann hampa udara), centrifugation (pemutaran sentrifugal), lagooning or drying bed (pengeringan dan pembuangan di tanah), incineration  (meliputi pembakaran, oksidasi basah, dan pengeringan dengan panas ), atau landfill (pengisian tanah dari pembuangan lumpur).

PEKERJAAN TPT

  • Pekerjaan Galian Tanah Biasa
  • Pasir Urug Bawah Pondasi t = 5 cm
  • Pekerjaan Urugan Kembali Tanah Galian
  • Pekerjaan Pasangan Batu Belah
  • Pekerjaan Plesteran
  • Pekerjaan Acian
  • Pasang Pipa PVC 1 in, Wavin

PEKERJAAN PARKIRAN

  • Agregat A t: 10 cm
  • Pasang Paving Blok Bata natural t=8 cm, K 500
  • Pasang Paving Blok Bata warna t=8 cm, K 500
  • Pasang Kansteen 40x20x10 cm

Cara Pemasangan Paving Block

Dalam  memasang  paving block  harus  diusahakan  agar  untuk  pengisian celah antara block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran  tidak lebih dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang  antara yang masih tersisa harus  diisi setelah  pemadatan awal dari paving lock. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang  dari 50  mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk  bagian-bagian  jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian  terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar.

Pemadatan Awal

Alat  kompaksi  untuk keperluan  ini  harus  merupakan “mechanical flat plate vibrator”, dengan karekteristik sebagai berikut  :

  • Plat dasar mempunyai luas : 0,25 – 0,50 m2
  • Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton
  • Frekuensi getaran : 75 – 100 hz

Paving  Block  harus  terletak  dengan  mantap  diatas  bedding sand. Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan Paving block dengan minimal 2 passes. Jarak  antara  bagian  yang  dipadatkan sampai bagian  dimana  sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh  kurang dari 1,50 m. Adalah  sangat penting untuk memadatkan  bedding  sand segera   setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam  keadaan  lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik  atau adanya air yang  mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar  1,00  m diukur   dari  akhir  pemasangan/ pemadatan yang dilakukan pada  hari  sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak selama pemadatan dan  selama  masa pemeliharaan harus segera diganti dengan  yang  baru tanpa adanya biaya tambahan. Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block  ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebaiknya setelah sambungan  atau  celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

 

 

 

 

Semoga Informasinya Bermanfaat ya Mitra Sarana Mandiri Perkasa, jangan Lupa Untuk Kunjungi Artikel Kami lainnya dengan klik disini, terima kasih !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *